Rabu, 06 Juli 2011

Bahaya Lirik Lagu

Wooow, tulisannya panjaang, siapa yang mau batal baca? Waaahh jangan dong, insya Allah tulisan ini bermanfaat. Kalo nggak kerasa manfaatnya, boleh jitak penulisnya! Hahaha :D
Oke, kali ini saya bakal ngebahas tentang musik. Lebih tepatnya lagu. Lagu? Ya, lagu. Mungkin setiap hari kita tidak pernah luput dari kegiatan mendengarkan lagu. Bahkan bagi sebagian orang, mendengarkan lagu adalah kegiatan rutin yang tak pernah dilewatkan setiap harinya. Kini mendengarkan lagu bisa dilakukan dimanapun dan pada saat apapun. Kemajuan teknologi sangat memudahkan kita untuk mendengarkan lagu. Lalu, apa masalahnya? Yap, saya bukan mau bicara teknologi. Saya ingin membahas tentang efek lagu pada diri manusia. Wow! Emang ngefek ya? Jelas dooong. Coba-coba, adakah yang abis putus cinta? Atau lagi galau? Atau merasa hidup ini tidak adil? Inilah...inilaaaahhh (apaan -,-) yap, beberapa kondisi dapat dengan mudah terpengaruh oleh LIRIK LAGU. Ada suatu kondisi tertentu pada otak manusia yang membuat dirinya mudah terbius oleh lirik lagu. Pada kondisi inilah yang harus kita waspadai. Pernah nggak sih kita ngerasa “Waahh lagu ini gw banget lah!” hayooo ngacung yang pernaah :p Hmm saya rasa, kebanyakan orang pernah merasakan hal seperti ini. Pernah terpikirkan nggak bahwa anggapan seperti itu adalah bahaya yang akan membuat kita semakin jatuh, semakin terperangkap, dan semakin tertarik oleh arus lagu tersebut. Lo ngomong apa sih, Has? -__-‘
Oke-oke, maksud saya, sebuah lagu itu kan mempunyai beberapa kalimat. Misalkan ada 10 kalimat dalam sebuah lagu. Saat kita bilang “Waahh lagu ini gw banget lah!” apakah iya 10 kalimat itu “Gw banget”? Saya yakin bahwa hanya beberapa kalimat saja yang “Gw banget”. Mungkin ada sekitar 7 dari 10 kalimat yang “Gw banget”. Nah apa bahayanya? Bahayanya ada di 3 kalimat itu! Tiga kalimat itu yang akan membawa kita terseret dalam kondisi yang semakin dalam. Biasanya 3 kalimat ini adalah kalimat hiperbola yang sebenarnya tidak terjadi pada diri kita dan sebelumnya tidak terpikirkan oleh diri kita. Namun sayangnya, kita telah terhipnotis oleh 7 kalimat tadi, sehingga 3 kalimat sisanya ikut terserap dalam diri kita. Tanpa kita sadari kita telah tersugesti  untuk merasakan juga 3 kalimat itu, dan seperti yang kita tau bahwa pengaruh sugesti sangatlah besar. Mari kita ambil contoh beberapa lagu.

Akhir Cerita Cinta – Glenn Fredly
Sandiwarakah selama ini
Setelah sekian lama kita tlah bersama
Inikah akhir cerita cinta
Yang selalu aku banggakan di depan mereka
Entah dimana kusembunyikan rasa malu
Chorus:
Kini harus aku lewati
Sepi hariku tanpa dirimu lagi
Biarkan kini ku berdiri
Melawan waktu tuk melupakanmu
Walau pedih hati namun aku bertahan

Buat yang lagi happy mungkin lagu itu nggak ada efeknya, tapi buat yang abis diputusin? Wow! Dahsyat! Lagu itu jelas akan ngebuat seseorang tersebut semakin berlarut-larut dalam kesedihannya. Dia akan merasa bahwa hari-harinya sungguh sepi karena kini tiada pacar. Padahal kalo dipikir lebih jernih, di rumah kita masih punya keluarga. Di kampus/sekolah kita masih punya banyak temen. Wajar kok sedih karena abis putus, tapi dengan sugesti dari lirik lagu ini, rasa sedihnya pasti bakal lebih lama. Terlebih jika lagu ini didengarkan malam hari, pasti imajinasinya semakin terbang jauh dan kesedihannya pun semakin mendalam.

Kisah Cintaku - Peterpan
Di malam yang sesunyi ini
Aku sendiri tiada yang menemani
Akhirnya kini ku sadari dia telah pergi
Tinggalkan diriku
Adakah semua kan terulang
Kisah cintaku yang seperti dulu
Hanya dirimu yang kucinta dan kukenang
Di dalam hatiku takkan pernah hilang
Bayangan dirimu untuk selamanya
Reff:
Mengapa terjadi kepada dirimu
Aku tak percaya kau telah tiada
Haruskah ku pergi tinggalkan dunia
Agar aku dapat berjumpa denganmu

            Lagu ini bahaya buat orang yang lagi galau stadium akhir karena ditinggal pacarnya (meninggal). Mungkin bagi orang yang putus biasa (bukan karena pasangannya meninggal) nggak akan terusik oleh lagu ini, tapi buat yang lagi sedih banget karena pacarnya meninggal? Apa nggak serem tuh “Aku sendiri tiada yang menemani. Haruskah ku pergi tinggalkan dunia agar aku dapat berjumpa denganmu”? Orang kayak gini udah bukan galau lagi namanya, tapi depresi. Depresi dan bunuh diri adalah sesuatu yang saling berkaitan. Hiii serem.
            Hmm sebenernya masih banyak lagu-lagu lain yang nggak kalah dahsyat efeknya. Saya juga sering menemukan lagu-lagu yang lebih galau dan efeknya lebih membahayakan. Tapi berhubung penulisnya (uhuuukk, baca: saya) lagi nggak galau, jadi nggak inget deh sama lagu-lagu galau :D
            Jadi, memang benar adanya lirik lagu mempunyai efek yang sangat besar. Tetapi bukan berarti saya menyatakan bahwa mendengarkan lagu adalah kegiatan negatif! Tidak! Sama sekali tidak! Saya juga tidak menyalahkan si penyanyi/penulis lagu. Karena memang terkadang lirik lagu dibuat hiperbola supaya lebih menarik perhatian, atau mungkin hanya sekedar mendapat irama lagu yang pas. Saya juga setiap hari mendengarkan lagu dan memang terasa banyak manfaatnya. Hanya saja, jangan terlalu meresapi lirik lagu tersebut, dan segeralah membentengi diri jika kita sudah mulai merasa “Waahh lagu ini gw banget lah!”. Kekuatan sugesti sangat kuat, sangat besar! Bahkan terkadang mengalahkan akal sehat kita. Sedikit melenceng dari lirik lagu, masih ada yang ingat film Mirror yang dibintangi Nirina Zubir? Yap, film itu menunjukkan bahwa betapa besarnya kekuatan sugesti. Nirina Zubir yang memerankan tokoh Kikan mempunyai kekuatan paranormal yang dapat melihat kematian sesorang. Jika bayangan seseorang tidak tampak pada sebuah cermin, itu artinya orang tersebut tidak lama lagi akan meninggal. Sampai pada akhirnya ia pun tidak dapat melihat bayangan dirinya didalam cermin, ia merasa sangat takut dan gelisah. Lalu ia melakukan hal-hal gila seperti melintasi jalan tanpa hati-hati dan menyetir mobil sambil membaca majalah. Sungguh hal yang sangat bodoh menyetir majalah sambil membaca mobil. Eh salah, menyetir mobil sambil membaca majalah. Ia tersugesti bahwa dalam waktu dekat ia akan meninggal sehingga melakukan hal demikian. Padahal justru karena tindakan bodohnya lah yang membuat dirinya  celaka (meninggal). Itulah salah satu contoh bahaya sugesti negatif.
            Kembali ke lirik lagu, pada intinya mendengarkan lagu adalah kegiatan yang selalu dilakukan orang-orang dan mempunyai banyak manfaat. Jangan menjadi parno setelah membaca tulisan ini ya, hehe :D Baik yang lagi bahagia ataupun sedih, jangan terlalu meresapi dan menyugesti diri kita dengan lirik-lirik lagu. Saat mendengarkan lagu, menonton film, membaca puisi, atau apapun, ambil sisi positifnya dan buang sisi negatifnya. Jika ingin menyugesti diri sendiri, sugestilah dengan hal-hal yang positif. Mari hidup sehat dengan hati sehat! Take care :)


Salam hangat,
Hasna Fatharani.

2 komentar:

Erlangga Greschinov mengatakan...

wah keren keren.... kalo gue sih tiap denger lagu malah kesugesti sama nadanya... lirik hampir ga pernah diperhatiin -____-

Hasna mengatakan...

thanks :D
iya, kadang nada+lirik saling mendukung nyiptain sebuah suasana. kalo nggak terpengaruh sama lirik ya bagus deh, hehe. tapi sesekali diperhatiin juga bagus kok, kadang ada yg menginspirasi :)